MEMORIES
Seorang teman
adalah seseorang yang mana akan selalu ada disaat apapun juga, itulah yang
sampai sekarang ini aku pikirkan. Tentu saj setiap orang pasti mengingingkan
seorang teman, termasuk aku. Selama ini aku akui bahwa aku adalah bukan jenis manusia
yang mudah dalam bergaul. Bukan karena aku tidak mau bergaul akan tetapi jika
aku nantinya memiliki teman aku akan merasa sedih sebab karena pekerjaan orang
tuaku aku sering pindah-pindah sekolah. Sekarang ini aku sudah kelas 10 di
sebuah SMA swasta sebut saja namanya SMA Sakura. Karena sebagai seorang murid
pindahan aku tentu belum terlalu menguasai mata pelajan yang diterapkan di SMA
ini begitu juga peratuannya. Meskipun aku terkenal bahwa aku cukup pandai akan
tetapi aku tipe orang yang tidak mau menyombongkan diri.
Seperti layaknya
seorang siswa pindahan yang lainnya pertama-tama aku memperkenalkan diriku
didepan kelas, sambutan yang kuterima dari teman-teman cukup menyenangkan.
Sebelumnya aku telah bertanya kepada kedua orang tuaku bahwa saat masuk SMA ini
aku ingin tinggal sendiri diapartemen aku ingin merasakan hidup mandiri. Tentu
saja kedua orang tuaku pertama tidak mengijinkannya jelas saja sebab aku adalah
anak tunggal. Aku tidak dapat mengelak jika dikatakan cute atau bahasa kerennya
baby face sebab memang itulah kebenarannya. Aku adalah seorang anak laki-laki
dengan tinggi badan sekitar 168 cm dengan berat sekitar 50 kg. Warna kulitku
putih maklum karena aku anak blesteran ibuku dari luar negeri sedangkan ayahku
dari dalam negeri. Aku cukup atletis sebab setiap pagi aku selalu lari pagi dan
jogging saat liburan. Oke kembali kekelas. Setelah perkenalan yang menjelaskan
ini dan itu selesai aku dipersilahkan oleh guruku untuk duduk dibangku yang
kosong yang letaknya 2 bangku dari belakang dekat jendela. Ini adalah pertama
kalinya aku duduk di tempat duduk dibelakang, sebelumnya sih aku sering atau
lebih suka untuk duduk di depan sebab jarang laki-laki yang suka duduk didepan
dimana aku dulu tidak mau untuk terlalu akrab dengan teman-teman sekelasku. Kelihatannya
sih ada siswa yang tidak masuk hari ini, sebab baku sebelah kananku tampak
kosong.
Pelajaran
dimulai aku pun mendengarkan dengan seksama tidak terasa bahwa bel istirahatpun
berbunyi. Teman-teman sekelasku langsung melingkupi aku bertanya inilah itulah
samapai-sampai aku kesusahan dalam menjawabnya so aku hanya tersenyum saja. Tak
lama kemudian aku bertanya kepada mereka kenapa bangku disebelahku ini kok
tampak kosong apa ada siswa yang tidak masuk ? ketua kelas pun yang menjawabnya
sebab saat perkenalan tadi guruku sempat bilang kalau aku ada yang tidak paham
untuk bertanya kepada ketua kelas. Baiklah ketua kelas ku bernama Fumiya ya
seperti namanya dia adalah perempuan oh maaf sebelumnya namaku adalah Himejima
Kou seperti yang kalian tahu namaku ini nampak seprti seorang perempuan tetapi
aku ini adalah laki-laki aku sendiri juga bingung kenapa kedua orang tuaku
menamaiku seperti ini baiklah hal ini tidak usah dibahas lagi sebab nanti tidak
akan selesai ceritaku.
Fumiya menjawab
dia sering tidak masuk karena dia memiliki suatu urusan, bahkan pihak
sekolahpun tidak berani menegurnya bukan karena dia sebagai anak pemilik
sekolahan ini tapi karena latar belakangnya yang cukup membingungkan dan
menakutkan untuk diungkap oleh siapapun. Bahkan dia sangat jarang berbicara
dengan kita yang notabenenya adalah teman sekelasnya. Setiap istirahat dia akan
selalu pergi ketempat favoritnya yaitu loteng atas sekolah dan tidak ada anak
kelas 10 sampai kelas 12 yang mengganggunya. Sempat ada yang coba mengusiknya
sih saat istirahat yaitu anak-anak kelas 12 dan tidak lama kemudian mereka
dibawa kerumah sakit akibat berantem dengannya. Saat kelas mulai lagi dia
datang dengan badan yang cukup penuh luka, guru pun mengabaikannya. Oh ya
namanya adalah Ichijouji Kurosaki.
Kalau aku jadi
kamu mendingan kamu tetap bertingkah seperti anak-anak yang lainnya. Aku
mengucapkan terima kasih atas infonya kepada Fumiya. Aku sempat berfikir sih
untuk mencoba berbicara dengannya, hal ini karena aku adalah jenis orang yang penasaran
dimana ada misteri pasti disitu ada aku. Aneh sih bilangnya tapi entah mengapa
perilaku ini telah ada sejak aku kelas 3 SD. Pertama sih aku telah menetapkan
bahwa karena aku tidak akan pindah kemana-mana lagi karena urusan pekerjaan
orang tuaku sebab aku sekarang sudah tinggal sendiri aku ingin akrab dengan
teman-teman sekelasku sebab kehidupan ini hanya akan berlangsung selama kurang
lebih sekitar 3 tahun, aku tidak ingin menyia-nyiakannya untuk hala yang
intinya belajar, belajar, dan belajar saja akau ingin memiliki pengalaman yang
lain tentu saja salah satunya adalah percintaan berharap sih. Waktu menunjukkan
pukul 14.15 dimana kegiatan belajar disekolah telah usai waktunya untuk
berperang keluar gerbang seolah sebab ternyata minggu ini adalah minggu diman
ada perekrutan anggota klub baru dan setiap klub/ ekstrakulikuler akan berebut
anggota. Karena aku masih ingin berada disekolah jadi aku tetap tinggal dikelas
untuk mempelajari lagi materi yang telah diajarkan selama sehari ini.
Tidak terasa waktu
telah menunjukkan pukul 17.00 matahari hampir diufuk barap berharap sinarnya
redup perlahan. Aku langsung bergegas memasukkan bukuku kedalam tas dan
cepat-cepat pulang sebab sekarang aku inggal sendiri diman aku juga harus
mengerjakan memasak, bersih-bersih dan lainnya sendiri. Karena sudah malam jadi
aku beli makanan di konbini ( toko ) dalam pikiranku. Saat bergegas keluar dari
kelas dan menuruni tangga aku sempat menabrak seseorang kemudian aku langsung
berdiri dan meminta maaf karena aku dalam keadaan yang tergesa-gesa jadi aku
langsung saja pergi. Sempat setelah itu tanganku dipegang olehnya, tentu saja
aku kaget setengah mati sebab hari sudah gelap, aku disekolah sendirian,
menabrak seseorang, lalu tanganku dipegangnya mana ada manusia yang mengalami
kejadian ini tidak kaget lucu berarti orang tersebut.
Tanpa basa-basi
lagi aku meminta maaf sekali lagi dan mencoba melihat wajahnya. Aku ingin
memastikan saja sih bahwa dia punya wajah atau tidak. Tidak kusangka di
memiliki paras yang sangat tampan dengan kulit putih serta warna mata yang aneh
sebab warnanya hijau kebiru-biruan kalau dikatakan ya aku hanya bisa berkata di
sangat cantik sekali tetapi dia adalah laki-laki dengan tinggi sekitar 175 cm
dengan rambut pirang. Tidak lama kemudian dia seperti mulai berbicara aku sih
sempat menebak bahwa dia akan marah karena kelakuaku tadi, tapi dari baju yang
dia pakai seharusnya dia adalah siswa disini. Tapi aku tidak mengerti apa yang
dia lakukan sampai jam segini begitu pula aku. Tidak disangka dia berkata dengan
nada yang sangat merdu sekali sempat ku pikir dia anggota klub suara dia
bertanya “ apakah kamu baik-baik saja ? “ aku pun menjawabnya dengan
menganggukkan kepalaku. Selanjutnya aku meminta dia tuk melepaskan tangannya “
anu maaf tapi bisa tolong lepaskan tanganku “ dengan tingkah kaget dia
melepaskannya dan meminta maaf. Selanjutnya aku berlari keluar tanpa bertanya
namanya dan bertanya apa yang dia lakukan hingga jam segini terlebih lagi dia
itu kelas berapa ? aku masih digunduk oleh segudang pertanyaan.
Sesampainya
dirumah aku mandi dan belajar untuk mempersiapkan pelajaran untuk besok, memang
terlihat aku seperti anak pandai sih sebab kalu samapai aku mendapat nilai
merah aku tidak akan diperbolehkan untuk hidup sendiri diapartemen. Kedua orang
tuaku sih memang overprotective. Mereka selalu memastikan apa keadaanku
baik-baik saja atau tidak. Hampir setiap hari sesudah aku hidup sendiri mereka
selalu menelponku. Waktu tidak terasa telah menunjukkan pukul 23.15 saatnya aku
tidur. Sebab aku harus bangun pagi sekali guna memasak dan menyiapkan bekalku.
Untuk pertama kalinya dalam hidupku sih hatiku merasa berdebar-debar saat
melihat seorang pria. Aneh pasti rasanya tapi aku mah tidak terlalu
mengkhawatirkan mungkin ini cuma kebetulan sebab aku tadikan juga dalam keadaan
yang tergesa-gesa. Sekitar pukul 7.30 aku berangkat setelah menyiapkan dan
mengerjakan ini dan itu di rumahku. Memang beda dengan di Indonesia yang
sekolah mulai dari pukul 7.00 disini sekolah mulai sekitar pukul 8.00. sekitar
15 menit aku habiskan untuk perjalanan ke sekolah sebab sekolah dengan tempat
tinggalku cukup dekat. Aku bersyukur sih dekat jadi tidak usah mengeluarkan
banyak biaya guna untuk pergi ke sekolah. Sampai didepan kelas aku menyapa
teman-teman “ Ohayou minna-san.”
Lalu langsung
pergi ketempat dudukku. Tak lama kemudian bunyi bel tanda masuk berbunyi.
Setelah menghabiskan hampir 30 menit pelajaran pertama dimulai ada salah satu
siswa yang baru masuk kelas. Wah melihatnya saja pasti siapapun bakal
memaafkannya sebab Dia ternyata adalah siswa kemarin yang telah aku tabrak
dibawah tangga. Dia langsung duduk disebelah kananku. Aku sempat kaget
bagaimana tidak kaget sebab dia duduk dibangku dimana katanya bangku itu milik
seorang siswa yang wah mau dikatakan tidak enak. Aku langsung diam
memperhatikan pelajaran lagi. Selama istirahat dia tidak ada dikelas entah dia
menuju kemana aku tidak tahu. Aku makan bekalku dikelas bersama dengan
teman-teman yang lain. Mereka semua tampak bersahabat apalagi yang namanya
Omi-san dia selalu membuat setiap anak tertawa karena tingkah dan logat
bicaranya.
Ditengah-tengah
makan aku bertanya kepada mereka bukankah dia adalah anak yang kemarin yang
dijelaskan oleh Fumiya kan ? mereka pun menjawabnya iya. Dia adalah anak
tersebut. Tapi aku sempat tidak mengerti deh kenapa kalian tidak bisa akrab
dengannya bukankah dia tampak baik ( aku tidak membawa masalah kemarin sebab
aku belum mengerti situasi yang terjadi dikelasku ini jadi aku hanya mendiamkan
kejadian kemarin berharap itu adalah suatu pengalaman rahasiaku bertemu
dengannya ) mereka langsung menjawabnya wajahnya saja yang kamu lihat jika kamu
tahu kelakuannya kamu pasti takut dan tidak berani lagi mendekatinya sebab dia
akan selalu menganiyaya seseorang yang mencoba dekat dengan dirinya.
Pernah suau
malam saat aku keluar dengan pacarku aku melihatnya berjalan didepan menuju
sebuah hotel dengan seseorang. Hari berikutnya aku sempat mendengar orang yang
berada dikamar XXX meninggal dengan mengenaskan. Memang aku tidak tahu apa dia
atau orang lain yang melakukannya tapi hari itu dia pulang dengan tangan dan
baju yang penuh dengan darah. Temanku yang lain langsung menyerobot masuk
kecerita oh ya kalau tidak salah aku juga pernah melihat di berkelahi dan
berurusan dengan pria-pria berjas hitam. Aku adalah tipe orang yang tidak mudah
percaya oleh omongan orang lain jadi untuk menutupi ekspresiku ini aku
mengiyakan saja pendapat mereka. Pelajaranpun di mulai setelah bel habis
istirahat dibunyikan. Aku tidak melihat anak itu lagi masuk dikelas gurupun seolah
mengabaikannya. Meskipun aku baru satu hari bersekolah disini tetapi
atmosphernya disini terasa begitu aneh banyak hal yang tidak kumengerti disini
tentu saja bunkan masalah pelajaran kalau masalah pelajaran itu mah gampang
tinggal buka buku kalau tidak ada cari materinya di perpustakaan dan diinternet
pasti maslah akan selesai tapi kalau masalah ini dicari di perpustakaan amaupun
diinternet pasti tidak akan ketemu ya jelaslah. Sampai pelajara selesai pun dia
tidak ada.
Aku sempat
khawatir sih dengannya, bagaimana aku bisa tidak khawatir kemarin aku sempat
berbicara dengannya dari nadanya dia bukanlah seorang anak ayang seperti
dikatakan oleh teman-temanku yang lain. Seusai pelajaran aku bertanya kepada
Fumiya kalau ingin pergi keloteng atas lewat mana? Tanpa curiga dia
menunjukkannya aku pun mengucapkan terima kasih. Terima kasih untuk memberi
tahu jalannya dan terima kasih untuk tidak bertanya perihal apa aku
menanyakannya sebab aku pasti akan kesulitan untuk menjawabnya. Tak lama
kemudian aku pergi sendiri keloteng atas. Sempat berpikir bahwa dia pasti
berada disana tetapi di tidak ada disana. Aku mencoba mencarinya kebangunan
sekolah yang lainnya. Dan aku pun tidak menemukannya, tinggal satu lagi ruang
yang belum aku cari yaitu UKS sekolah. Tepat dia ada disitu, sempat aku melihat
dia sedang tidur. Aku mencoba untuk melihat sekeliling ruangan tidak ada dokter
ataupun perawat sekolah. Sepi sekali hanya ada aku dan dia.
Melihatnya tidur
membuatku ingin tetap melihatnya terus sebab dia tampak begitu tenang dan damai
dalam tidurnya. Aku sempat membayangkan sih dia pasti capek dan lelah untuk
mendengar dan menanggapi gosip-gosip mengenai dirinya yang belum tentu itu
adalah benar. Setelah itu aku pergi kekelas untuk mengambilkan barangnya yaitu
tas dan bukunya. Aku sempat berfikir dia tadi makan apa tidak ya sebab dengan
berbagai rumor yang beredar pasti dia tidak nafsu makan. Aneh sih perasaanku
kepadanya seolah aku telah mengenalnya sangat lama sekali dan menurutku kami
seperti saudara. Aku kembali lagi ke UKS dimana dia berada. Aku letakkan tas
miliknya disamping nya diatas meja dekat tempat tidurnya dengan meninggalkan
roti yang sempat aku beli dikantin tadi selama perjalanan menuju ke UKS.
Berharap dia mau memakannya. Dengan menutup secara perlahan pintu UKS aku
keluar dengan meninggalkan sebuah pesan yang isinya “ Mungkin kamu tidak sempat
makan siang, silahkan roti ini kamu makan agar perutmu tidak sakit “.
Sesampainya dirumah seperti biasa aku melakukan pekerjaan rumah. Tidak terasa
waktu telah berlalu, akupun baru sadar bahwa jam dindingku telah menunjukkan
pukul 10 malam. Aku pun bersiap untuk tidur. ( bersambung ... )